Buka Mata Yuk ....
Penulis: Ayu Listy, Fenny lfiani, Fify Aulia, Fitria rahmayanti, Nur Rohmat, Lee Ull Cliquers, Solihul Smri, dan Romi Setya Budi (Siswa SMA Negeri 1 Pamotan, Kelas XI, Jurusan IPS)
Pada hari Rabu 25 januari 2017 siswa siswi SMA N 1 PAMOTAN khususnya kls xi IPS 3 dan xi IPS 4 mengadakan kunjungan lapangan ke VIHARA RATANAVANA ARAMA. Yang terletak di Desa Sendangcoyo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang di Desa Ngasinan Warugunung. Kami berangkat dari SMA dengan menggunakan 4 bus. Kami dipandu oleh Bapak Suhadi. Beliau adalah guru mapel Sosiologi kami.
Sebelum berangkat beliau berpesan kepada kami agar menyiapkan uang untuk dimasukkan ke kas amal untuk Vihara Ratanavana Arama. Lalu kami pun berangkat menuju Vihara Ratanavana Arama Tak lama kemudian kami sampai dijalan menanjak kara lokasinya berada di atas bukit jadi maklumlah……..di sepanjang jalan banyak pohon-pohon dan sebelaah kanan ada sebuah jurang yang tidak terlalu dalam, dengan perasaan tegang kami melewati jalan itu tak lama kemudian kami masuk gapura yaitu sebuah desa Sendangcoyo yang kanan kirinya sudah dipenuhi dengan perumahan.
Akhirnya kami sampai Vihara Ratanavana Arama. Sesampainya disana salah satu dari kami harus mengisi buku tamu yang telah disediakan disana oleh penjaganya. Dan kebetulan yang menulis dibuku tamu itu saya,setelah mengisi buku tamu lalu saya memberikan dana amal untuk vihara, esuai pesan dari bapak Suhadi.
Tak lama kemudian kami dipandu oleh kakak Dedy Pradana atau bisa dipanggil kak Dedy. Sebelum kami diajak berkeliling kami dihimbau agar menaati peraturan yang ada disana yakni : apabila ditempat ini harus berhati-hati dan jangan berkata kotor, dan satu lagi harus menjaga prilaku karena diyakini bahwa diwihara ini ada penjaga atau penunggunya dan ada yang mengawasi yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang karena sudah terbukti dulu ada sekelompok murid yang berkujung kesini, Dia berkata yang tidak-tidak…. akhirnya perkataanya itu kembali pada dirinya sendiri…..maka dari itu kalian harus berhati-hati.
Untuk melihat berbagai bentuk Patung Sidharta Gautama, dari halaman utama vihara, kita harus mendaki sejumlah anak tangga karena patung-patung tersebut dibangun di atas tanah yang konturnya miring. Sebelum melihat Patung Sang Buddha, jangan lupa untuk lapor dan mengisi buku tamu di sekretariat. Kita tidak perlu bayar untuk mengunjungi Vihara Ratanavana Arama, tetapi pengelola vihara akan menerima dengan senang hati bila kita memberikan donasi seikhlasnya untuk dana amal Vihara.
Situs Pertama Setelah mendaki beberapa anak tangga, kita akan sampai di situs pertama. Di situs ini terdapat taman yang asri, di mana terdapat Patung Sidharta Gautama lahir, Dewi Mahamaya (Ibunda Sidharta Gautama), gajah putih, ular naga raksasa sepanjang 25 meter dan tujuh bunga teratai. Semua patung tersebut berwarna emas.
Situs Kedua Sedikit naik dari situs pertama, kita akan tiba di situs kedua. Di situs ini terdapat Patung Sidharta Gautama setinggi tiga meter sedang duduk bersemedi di bawah pohon beringin.
Badannya terlihat kurus kering (tulang rusuknya terlihat menonjol) dengan kedua tangannya diletakkan di depan perut. Patung ini menggambarkan Sidharta Gautama yang bersemedi selama tujuh tahun di Hutan Uruvela, India.
Situs ketiga Selanjutnya di situs ketiga, terdapat Patung Sidharta Gautama berdiri di atas bunga teratai dengan tangan kanan diangkat setingga dada, dengan telapak tangan menghadap ke depan.
Patung ini menggambarkan Sidharta Gautama telah menemukan tujuh langkah mencapai kesempurnaan hidup, yaitu : Sati (perhatian), Dhamma (penyelidikan), Viriya (semangat), Piti (kegiuran), Pasadi (ketenangan), Samadhi (pemusatan pikiran), dan Upekkha keseimbangan batin).
Di samping patung terdapat tembok yang bertuliskan beberapa ajaran utama Sidharta Gautama. Pahatan tulisan tersebut berbunyi “Jalan utama berunsur delapan :
(1) Pengertian benar,
(2) Pikiran benar,
(3) Ucapan benar,
(4) Perbuatan benar,
(5) Mata pencaharian benar,
(6)Daya upaya benar,
(7) Perhatian benar, dan
(8) Konsentrasi benar.”
Situs Keempat terdapat Patung Sidharta Gautama duduk bersila di atas bunga teratai sedang menyampaikan ajarannya kepada lima muridnya.Sidharta Gautama telah menjadi Budha Gautama. Untuk pertama kalinya, Sang Budha menyampaikan ajarannya kepada lima muridnya.kita dapat melihat replika Sidharta Gautama sedang menyampaikan ilmunya Dahma cakah pawatavasuta atau yang disebut juga “roda kehidupan” kepada kelima murid pertamanya yaitu Assaji, Mahanana, Kondannya, Badhia, dan Vappa di taman Rusa Isipatana.
Situs Kelima Semakin ke atas, kita akan sampai di situs kelima, di mana terdapat Patung Budha Tidur. Patung sepanjang 14 meter tersebut berada di sebuah bangunan terbuka. Sang Budha tidur dengan posisi tidur miring ke kanan dan tangan kanannya dilipat di depan wajahnya.Patung ini menggambarkan Sang Budha Gautama meninggal dunia dengan sempurna.
Selain kelima situs di atas, ada satu situs lainnya yang menjadi daya tarik Vihara Ratanavana Arama, yaitu Miniatur Candi Borobudur yang bernama Candi Sudhammo Mahathera.
Situs ini letaknya agak terpisah dari kompleks vihara dan rangkaian Patung Budha Gautama, kira-kira 200 meter di sebelah utara kompleks vihara. Miniatur Candi Borobudur ini dinamakan Candi Sudhammo Mahathera karena di dalam bangunan candi ini terdapat makam Bhante Sudhammo, sang pendiri vihara.
Konon, semasa hidupnya Bhante Sudhamo pernah bercita-cita membangun Miniatur Candi Borobudur, maka setelah meninggal dunia beliau dimakamkan di dalam miniatur bangunan tersebut. Candi Sudhammo Mahathera dikelilingi pagar yang terbuat dari batu dengan relief berupa gambar Bhante Sudhammo. Di candi ini terdapat 49 buah stupa yang terdiri atas tiga lapis/susun, dengan perincian sebagai berikut : lapisan pertama (paling bawah) terdiri dari 24 stupa, lapisan kedua (tengah) terdiri dari 16 stupa, lapisan ketiga (atas) terdiri dari 8 stupa, dan di puncak terdapat sebuah stupa yang paling besar. Jadi sepintas, bangunan Candi Sudhammo Mahathera sangat mirip dengan Candi Borobudur.
Setelah di miniatur candi kami ke sebuah miniatur kapal ini dia kapal yang kami lihat... dan kami menaiki kapal tersebut.
Setelah berkeliling vihara kami menuju tempat beribadah umat budha yang ada dibagian bawah yang tempatnya cukup luas….. disini kak dedy melakukan sebuah sembahan dan tak lama kemudian kak dedy selesai dan menjelaskan kembali tentang tempat ini. Dan menerangkan sedikit tentang ajaran Hindu.Setelah itu kami duduk-duduk sebentar sembari beristirahat dibawah pohon kurang lebih selama 20 menit setelah itu kami melakukan perjalanan pulang kembali ke sekolahan.
Vihara Ratanavana Arama ini sangat Menarik selain tempatnya yang teduh Bersih,diVihara ini terdapat Rangkaian patung sang budha(Sidarta Gautamay mulai saat kelahiran,sampai menjadi sang Budha hingga Wafat.
Sekian ya cerita singkat dari saya.
Ingat ya, jika kalian mengunjungi Vihara Ratanavana Arama, kalian harus berhati-hati karena jalanan menuju Vihara ini sangat terjal dan rawan longsor terutama saat musim penghujan. Jaga sikap dan perkataan saat mengunjungi Vihara serta taatilah semua peratuaran yang ada di Vihara agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah di miniatur candi kami ke sebuah miniatur kapal ini dia kapal yang kami lihat... dan kami menaiki kapal tersebut.
Setelah berkeliling vihara kami menuju tempat beribadah umat budha yang ada dibagian bawah yang tempatnya cukup luas….. disini kak dedy melakukan sebuah sembahan dan tak lama kemudian kak dedy selesai dan menjelaskan kembali tentang tempat ini. Dan menerangkan sedikit tentang ajaran Hindu.Setelah itu kami duduk-duduk sebentar sembari beristirahat dibawah pohon kurang lebih selama 20 menit setelah itu kami melakukan perjalanan pulang kembali ke sekolahan.
Vihara Ratanavana Arama ini sangat Menarik selain tempatnya yang teduh Bersih,diVihara ini terdapat Rangkaian patung sang budha(Sidarta Gautamay mulai saat kelahiran,sampai menjadi sang Budha hingga Wafat.
Sekian ya cerita singkat dari saya.
Ingat ya, jika kalian mengunjungi Vihara Ratanavana Arama, kalian harus berhati-hati karena jalanan menuju Vihara ini sangat terjal dan rawan longsor terutama saat musim penghujan. Jaga sikap dan perkataan saat mengunjungi Vihara serta taatilah semua peratuaran yang ada di Vihara agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tidak ada komentar: